PENYELESAIAN KONFLIK DALAM PT.FREEPORT INDONESIA
PENYELESAIAN KONFLIK DALAM PT.FREEPORT
INDONESIA
PT. Freeport merupakan perusahaan
pertambangan emas terbesar di dunia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
Freeport-McMoRan Copper & GoldInc. Perusahaan ini adalah pembayar
pajak terbesar kepada Indonesia yang
hampir sama dengan 2 persen PDB Indonesia. Freeport Indonesia telah melakukan
eksplorasi di dua tempat di Papua,masing-masingtambang Erstberg (dari 1967) dan
tambang Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembaga Pura, Kabupaten
Mimika,Provinsi Papua. Ini menunjukkan bahwa PT. Freeport Indonesia sanggat
mempengaruhi pendapatan Indonesia karena dengan harga emas mencapai nilai
tertinggi dalam 25tahun terakhir, yaitu 540 dolar per ons, Freeport
diperkirakan akan mengisi kaspemerintah sebesar 1 miliar dolar per tahun,
selama harga emas menggalami kenaikanharga. Tetapi tidak dapat dielak bahwa
dampak besar berupa kerusakan lingkungan telah terjadi karena
Adapun kasus/peristiwa yang terjadi terhadap keberadaan PT.Freeport
Indonesia, Di Papua yaitu : Kasus Peristiwa
·
21
Februari 2006,terjadi pengusiran terhadap penduduk setempat yang melakukan
pendulangan emas dari sisa-sisa limbah produksi Freeport di Kali KaburWanamon.
Pengusiran dilakukan oleh aparat gabungan kepolisian dansatpam Freeport. Akibat
pengusiran ini terjadi bentrokan dan penembakan. Penduduk sekitar yang
mengetahui kejadian itu kemudian menduduki dan menutup jalanutama Freeport di
Ridge Camp, di Mile 72-74, selama beberapa hari. Jalan itu merupakan satu-satunya
akses ke lokasi pengolahan dan penambangan Grasberg.
·
22
Februari 2006, sekelompok mahasiswa asal Papua beraksi terhadap penembakan di
Timika sehari sebelumnya dengan merusak gedung Plasa 89 diJakarta yang
merupakan gedung tempat PT Freeport Indonesia berkantor.
·
23
Februari 2006, masyarakat Papua Barat yang tergabung dalam SolidaritasTragedi
Freeport menggelar unjuk rasa di depan Istana, menuntuk presidenuntuk menutup
Freeport Indonesia. Aksi yang sama juga dilakukan olehsekitar 50 mahasiswa asal
Papua di Manado. 8.
·
25
Februari 2006, karyawan PT Freeport Indonesia kembali bekerja setelahpalang di
Mile 74 dibuka.9.
·
27
Februari 2006, Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat mendudukikantor PT
Freeport Indonesia di Plasa 89, Jakarta. Aksi menentang Freeport juga terjadi
di Jayapura dan Manado
·
28
Februari 2006, Demonstran di Plasa 89, Jakarta, bentrok dengan polisi.Aksi ini
mengakibatkan 8 orang polisi terluka.11.
·
1
Maret 2006, demonstrasi selama 3 hari di Plasa 89 berakhir. 8 aktivis LSM yang mendampingi mahasiswa Papua ditangkap
dengan tuduhan menyusup kedalam aksi mahasiswa Papua. Puluhan mahasiswa asal
Papua diMakassar berdemonstrasi dan merusak Monumen Pembebasan Irian Barat.12.
·
3
Maret 2006, masyarakat Papua di Solo berdemonstrasi menentang Freeport. 13.
·
7
Maret 2006, demonstrasi di Mile 28, Timika di dekat bandar udara Moses Kilangin
mengakibatkan jadwal penerbangan pesawat terganggu.14.
·
14
Maret 2006, massa yang membawa anak panah dan tombak menutup
·
checkpoint
·
28
di Timika. Massa juga mengamuk di depan Hotel Sheraton. 15.
·
15
Maret 2006, Polisi membubarkan massa di Mile 28 dan menangkapdelapan orang yang
dituduh merusak Hotel Sheraton.Dua orang
polisi terkena anak panah.16.
·
16
Maret 2006, aksi pemblokiran jalan di depan KampusUniversitasCendrawasih,
Abepura, Jayapura,oleh masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Parlemen
Jalanan dan Front Pepera PB Kota Jayapura,berakhir dengan bentrokan berdarah,
menyebabkan 3 orang anggotaBrimob dan 1 intelijen TNI tewas dan puluhan
luka-luka baik dari pihak mahasiswa dan pihak aparat.17.
·
17
Maret 2006, Tiga warga Abepura, Papua, terluka akibat terkena pelurupantulan
setelah beberapa anggota Brimob menembakkan senjatanya ke udaradi depan Kodim
Abepura. Beberapa wartawan televisi yang meliput dianiayadan dirusak alat
kerjanya oleh Brimob.18.
·
22
Maret 2006, satu lagi anggota Brimob meninggal dunia setelah beradadalam
kondisi kritis selama enam hari19.
·
23
Maret 2006, lereng gunung di kawasan pertambangan terbuka PT FreeportIndonesia
di Grasberg, longsor dan menimbun sejumlah pekerja. 3 orangmeninggal dan
puluhan lainnya cedera.20.
·
23
Maret 2006,Kementerian Lingkungan Hidup mempublikasi temuan pemantauan dan
penataan kualitas lingkungan di wilayah penambangan PT
·
Freeport
Indonesia. Hasilnya, Freeport dinilai tak memenuhi batas air limbahdan telah
mencemari air laut dan biota laut.21.
·
18
April 2007,sekitar 9.000 karyawan Freeport mogok kerja untuk menuntut perbaikan
kesejahteraan. Perundingan akhirnya diselesaikan pada 21 Aprilsetelah tercapai
kesepakatan yang termasuk mengenai kenaikan gaji terendah22.
·
21
Oktober 2011,sekitar tiga orang tewas akibat insiden penembakan di kawasan
Freeport Timika Papua. Marcelianus, seorang personel polriberpangkat Brigadir
Polisi Satu juga tewas tertembak
Analisis Dampak Sosial,
Ekonomi ,Dan Lingkungan Yang Ditimbulkan PTFI
Kasus PT Freeport dengan masyarakat
dan buruh pegawai sama-sama bersitegang, tidak adanya kesepakatan diantara
semua pihak terkait membuat masalah semakin berkepanjangan. Pemerintah yang
sedang asyik dengan politik dan pencitraan, seakan menganggap ini sebagai lahan
mencari nafkah. Tak terkecuali Kesatuan Polisi yang menjadi satpam Freeport
melawan rakyat Papua yang merasa terdholimi. Sehingga konflik melebar pada
emosional rakyat yang banyak melakukan langkah separatis dan bergabung dengan
OPM gerakan PapuaMerdeka. Jika keadaan ini tidak cepat diselesaikan oleh semua
pihak yang asyik nina-bobo dengan kepentingan-kepentingan kemaslahatan dirinya
sendiri, justru semua pihak akan mengalami kerugian pada akhirnya.
Pembahasan mengenai kasus ini dalam
menghadapi krisis internal antara Perusahaan dan Karyawan, dan krisis Eksternal
anata Perusahaan dan Masyarakat. Berbicara mengenai kesenjangan sosial dalam
masyarakat, merupakan pembahasan yang tidak akan pernah habisnya. Akan ada
banyak hal terkait dengan masalah sosial, karena berbagai hambatan pasti silih
berganti. Salah satu contohnya saat ini yang lagi memanas adalah konflik PT.
Freeport dengan para pekerja yang mandek kerja yang sebenarnya hanya meminta kenaikan
gaji dan masyarakat Papua yang butuh rasa aman dan nyaman.
Analisa kasus di atas menampakkan
bahwa adanya hubungan kausal yang fundamental antara PT. Freepot dengan para
karyawan berkaitan dengan komunikasi yang tidak efektif, pertukaran dan
penyebaran informasi yang tidak terkoordinir, dan tidak adanya kesamaan tujuan
dalam pencapaian kerja organisasi, pihak perusahaan yang menginginkan karyawan
berkerja dan keinginan karyawan yang bertolak belakang dengan mengadakan aksi
mogok kerja. Berbagai kekerasan yang terjadi di Papua semakin membuat rakyat
Papua sengsara. Jadi menurut saya pemerintah harus lebih berperan dalam kasus
yang terjadi di PT. Freeport, jangan pemerintah hanya sibuk dengan politik saja
tanpa memikirkan kasus yang ada di PT. Freeport dan harus memikirkan keadaan
karyawan sehingga karyawan yang di PT. Freeport bisa bekerja dengan rasa aman
dan nyaman.
Komentar
Posting Komentar