Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan
otoriter
Atasan yang tergolong control-freak memang
cenderung tidak disukai. Gaya memimpin seperti ini memusatkan kekuatan dan
pengambilan keputusan pada atasan saja, dan cenderung tidak mempertimbangkan
masukan-masukan dari bawahan. Walaupun kedengarannya buruk, gaya kepemimpinan
otoriter justru cocok diterapkan di situasi krisis yang memerlukan pengambilan
keputusan secara cepat.
Gaya memimpin yang otoriter juga
cocok untuk pekerjaan yang sifatnya prosedural. Namun, bagaimana pun, otoritas
yang berlebihan ini mematikan kreativitas karyawan dan cenderung membuat
pemimpin menjadi abusive dan controlling.
Gaya kepemimpinan
birokratis
Gaya kepemimpinan birokratis adalah gaya
memimpin yang sangat mengikuti aturan atau prosedur yang ada. Dengan gaya
birokratis ini, konflik ide antara atasan dan bawahan dapat terhindarkan
karena semuanya hanya harus mengikuti aturan yang sudah disusun. Gaya
kepemimpinan birokratis sangat cocok diterapkan dalam mengelola
pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis seperti mengoperasikan mesin.
Namun, gaya ini tidak akan mengembangkan
kreativitas dan inovasi para bawahan. Karyawan yang sangat imajinatif akan
membenci gaya kepemimpinan ini.
Gaya
kepemimpinan laissez faire
Laissez faire adalah istilah Perancis yang berarti leave
it be. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan ini memberikan
keleluasaan kepada bawahannya untuk bekerja sendiri. Ia tetap memberikan saran
serta petunjuk untuk bawahannya, namun membebaskan cara kerja atau deadline untuk
ditentukan oleh bawahannya sendiri.
Gaya memimpin yang bersifat laissez
faire efektif diterapkan di situasi kerja yang berisi
karyawan-karyawan yang ahli dan berpengalaman. Dengan gaya ini, karyawan akan
sangat menjunjung kreativitas dan inovasi, dan atasan atau pemimpin akan punya
lebih banyak waktu untuk fokus ke pekerjaannya sendiri.
Namun, gaya kepemimpinan ini tidak bisa
diterapkan jika karyawan-karyawan yang dibawahi tidak berpengalaman atau tidak
bisa diandalkan.
Gaya kepemimpinan
demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis menjunjung
keseimbangan antara otoritas pemimpin dan partisipasi dari bawahan. Dengan gaya
prinsip demokrasi, bawahan dan atasan bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan
pekerjaan atau tugas yang dihadapi. Tidak seperti gaya otoriter, dengan gaya
kepemimpinan demokratis kedua belah pihak sama-sama terlibat dalam pengambilan
keputusan.
Namun, berdiskusi dengan prinsip demokrasi
sangat memakan waktu, sehingga gaya memimpin ini tidak dapat diterapkan
dalam situasi krisis di mana dibutuhkan pengambilan keputusan yang cepat.
Komentar
Posting Komentar